BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tanpa kita sadari, setiap hari kita sesungguhnya selalu
melakukan negosiasi. Negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat dan
terjadi hampir di setiap aspek kehidupan kita. Selain itu negosiasi adalah cara
yang paling efektif untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik atau perbedaan
kepentingan.
Kita memperoleh apa yang kita inginkan melalui negosiasi.
Mulai dari bangun pagi, mungkin kita harus mengambil kesepakatan siapa yang
harus menggunakan kamar mandi terlebih dahulu, kemudian apakah sopir harus
mengantar isteri anda atau anda terlebih dahulu. Demikian pula di kantor
misalnya kita melakukan negosiasi dalam rapat direksi, rapat staf, bahkan untuk
menentukan di mana akan makan siang kita harus bernegosiasi dengan rekan
sekerja kita.
Jadi kita semua pada dasarnya adalah negosiator. Beberapa
dari kita melakukannya dengan baik, sedangkan sebagian lagi tidak pernah
memenangkan negosiasi. Sebagian kita hanya menjadi pengikut atau selalu
mengikuti dan mengakomodasi kepentingan orang lain. Negosiasi dilakukan oleh
semua manusia yang berinteraksi dengan manusia lainnya. Mulai dari anak kecil
sampai orang tua, semua lapisan dari kalangan sosial terbawah sampai dengan
kaum elit di kalangan atas.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan negosiasi
2.
Apa
Tujuan negoisasi
3.
Apa
Struktur negoisasi
4.
Apa
Kaidah negoisasi
5.
Mengetahui
macam-macam negoisasi
6.
Mengetahui
syarat negoisasi
7.
Mengetahui
unsure negisasi
8.
Mengetahui
manfaat negoisasi
9.
Bagaimana
langkah bernegosiasi
10.
Bagaimana
taktik bernegosiasi
11.
Macam
–macam negoisator
C. Tujuan
1. Memberikan pengetahuan tentang negosisi
2. Memberikan gambaran akan langkah-langkah bernegosiasi
3. Memberikan pengetahuan tentang taktik bernegosiasi
4. Memberikan pengetahuan tantang cara memanagemen
konflik
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Negoisasi
Negosiasi adalah sebuah
bentuk interaksi sosial saat pihak - pihak yang terlibat berusaha untuk saling
menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Menurut kamus Oxford,
negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi
formal.
Negosiasi merupakan suatu proses saat dua pihak
mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang
berkepentingan dengan elemen-elemen kerjasama dan kompetisi. Termasuk di
dalamnya, tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau
memengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu. Contoh kasus mengenai
negosiasi, seperti Christoper Columbus meyakinka. Ratu Elizhabetuntuk
membiayai ekspedisinya saat Inggris dalam perang besar yang memakan banyak
biaya atau sengketa pulau Sipadan dan ligitan, pulau yang berada
di perbatasa Indonesia dengan Malaysia – antara Indonesia dengan Malaysia
Dalam advokasi terdapat dua bentuk, yaitu formal
dan informal. Bentuk formalnya,negosiasi sedangkan bentuk informalnya
disebut lobi. Proses lobi tidak terikat oleh waktu dan tempat, serta
dapat dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu panjang sedangkan
negosiasi tidak, negosiasi terikat oleh waktu dan tempat
Negosiasi dilakukan mulai dari rumah, sekolah, kantor, dan
semua aspek kehidupan kita. Oleh karena itu penting bagi kita dalam rangka
mengembangkan dan mengelola diri (manajemen diri), untuk dapat memahami
dasar-dasar, prinsip dan teknik-teknik bernegosiasi sehingga kita dapat
melakukan negosiasi serta membangun relasi yang jauh lebih efektif dan lebih
baik dengan siapa saja.
Kita bernegosiasi dengan siapa saja, mulai dari isteri atau
suami, anak, orang tua, bos kita, teman dan relasi bisnis. Dan kegiatan
negosiasi kita lakukan setiap saat setiap hari. Negosiasi dapat berupa apa saja
– gaji kita, mobil dan rumah yang kita beli, biaya servis mobil, biaya liburan
keluarga, dan sebagainya.
Negosiasi terjadi ketika kita melihat bahwa orang lain
memiliki atau menguasai sesuatu yang kita inginkan. Tetapi sekedar menginginkan
tidak cukup. Kita harus melakukan negosiasi untuk mendapatkan apa yang kita
inginkan dari pihak lain yang memilikinya dan yang juga mempunyai keinginan
atas sesuatu yang kita miliki. Sedangkan agar negosiasi dapat terjadi dengan
sukses, kita harus juga bersiap untuk memberikan atau merelakan sesuatu yang
bernilai yang dapat kita tukar dengan sesuatu yang kita inginkan tersebut.
Dalam buku Teach Yourself Negotiating, karangan Phil
Baguley, dijelaskan tentang definisi NEGOSIASI yaitu suatu cara untuk
menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak dan
menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang.
Sedangkan negosiasi memiliki sejumlah karakteristik utama, yaitu
1. senantiasa
melibatkan orang – baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau
perusahaan, sendiri atau dalam kelompok
2. memiliki ancaman
terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal
sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi;
3. menggunakan
cara-cara pertukaran sesuatu –baik berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar
menukar (barter);
4. hampir selalu
berbentuk tatap-muka –yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun
ekspresi wajah;
5. negosiasi biasanya
menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita
inginkan terjadi;
6. ujung dari
negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak, meskipun
kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak sepakat.
B.
Tujuan Negoisasi
Ada beberapa tujuan dari sebuah
negosiasi dalam bisnis, yaitu antara lain :
1. Untuk
mendapatkan atau mencapai kata sepakat yang mengandung kesamaan persepsi,
saling pengertian dan persetujuan.
2. Untuk
mendapatkan atau mencapai kondisi penyelesaian atau jalan keluar dari masalah
yang dihadapi bersama.
3. Untuk
mendapatkan atau mencapai kondisi saling menguntungkan dimana masing-masing
pihak merasa menang
C.
Struktur Negoisasi
1.
Negosiator 1 menyampaikan maksud
bernegosiasi.
2. Negosiator 2 menyampaikan penolakan ataupun sanggahan dengan alasan-alasan.
3.
Negosiator 1 mengemukakan argumentasi
ataupun fakta yang memperkuat maksudnya itu agar disetujui oleh negosiator 2.
4. Negosiator 2 kembali mengemukakan penolakan dengan sejumlah argumentasi dan
fakta
4.
Terjadinya kesepakatan/ketidaksepakatan
Struktur yang lain :
Minimal :
1. Pembuka
2. Isi
3. Penutup
Lengkap :
1. Pembuka
2. Pengajuan
3. Penawaran
4. Persetujuan
5. Penutup
1. Pembuka
2. Isi
3. Penutup
Lengkap :
1. Pembuka
2. Pengajuan
3. Penawaran
4. Persetujuan
5. Penutup
Dan cirri-ciri teks
negoisasi :
1. Negosiasi menghasilkan sebuah kesepakatan
2. Negosiasi menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan
3. Negosiasi merupakan saran untuk mencari penyelesaian
4. Negosiasi memprioritaskan kepentingan bersama.
2. Negosiasi menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan
3. Negosiasi merupakan saran untuk mencari penyelesaian
4. Negosiasi memprioritaskan kepentingan bersama.
D.
Kaidah Negoisasi
1.
Negosiasi
selalu melibatkan dua pihak/lebih.
2.
Negosiasi
merupakan kegiatan komunikasi Langsung/lisan.
3.
Negosiasi
terjadi karena terdapat perbedaan kepentingan.
4.
Negosiasi
diselesaikan melalui tawar-menawar/tukar menukar.
5.
Negosiasi
menyangkut suatu rencana yang belum terjadi.
6.
Negosiasi
bermuara pada 2 hal : sepakat/tidak
E.
Macam –macam
Negoisasi
1.
Negosiasi kooperatif adalah negosiasi
dimana konflik dapat diminimalisir dan seluruh gagasan yang ada difokuskan
kepada tujuan untuk mencapai solusi yang terbaik.
2.
Negosiasi kompetitif adalah negosiasi
dimana terjadi suasana tidak ramah sebab masing-masing pihak berusaha untuk
mendapatkan tawaran yang lebih baik.
F.
Syarat Terjadinya Negisasi
1.
Ada dua pihak yang berbeda
kepentingan
2.
Masing – masing pihak memiliki daya tawar yang cukup untuk mendukung kepentingannya.
G.
Unsur-unsur
Negoisasi
1.
Ada dua pihak yang terlibat
2.
Ada kepentingan yang berbeda
3.
Ada perundingan
H.
Manfaat Negoisasi
Negosiasi bermanfaat untuk :
1.
Mendapatkan
keefektifan dan efisiensi dalam mencapai tujuan.
2. Kesepakatan bersama yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme)
3. Menjembatani
perbedaan pandangan mereka yang bernegosiasi sehingga mengurangi, bahkan
dapat mencegah konflik.
4. Menyepakati tujuan bersama, metode mencapai tujuan bersama yang belum jelas.
I.
Langkah-langkah
Bernegoisasi
1. Persiapan
Langkah pertama dalam melakukan negosiasi adalah langkah
persiapan. Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi negosiasi yang
akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa percaya diri yang kita
butuhkan dalam melakukan negosiasi. Yang pertama harus kita lakukan dalam
langkah persiapan adalah menentukan secara jelas apa yang ingin kita capai
dalam negosiasi. Tujuan ini harus jelas dan terukur, sehingga kita bisa
membangun ruang untuk bernegosiasi. Tanpa tujuan yang terukur, kita tidak
memiliki pegangan untuk melakukan tawar-menawar atau berkompromi dengan pihak
lainnya.
Hal kedua dalam persiapan negosiasi adalah kesiapan mental
kita. Usahakan kita dalam kondisi relaks dan tidak tegang. Cara yang paling
mudah adalah dengan melakukan relaksasi. Bagi kita yang menguasai teknik
pemrograman kembali bawah sadar (subconscious reprogramming) kita dapat
melakukan latihan negosiasi dalam pikiran bawah sadar kita, sehingga setelah
melakukannya berkali-kali secara mental, kita menjadi lebih siap dan percaya
diri.
2.
Pembukaan
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita
bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat
sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik
dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan kejelasan
dari tujuan kita melakukan negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan
dalam mengawali negosiasi yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive (tegas,
tidak plin-plan), dan firm (teguh dalam pendirian). Senyum juga salah satu hal
yang kita perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut akan
memberikan perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak. Berikut ada beberapa
tahapan dalam mengawali sebuah negosiasi:
a. Jangan memegang
apa pun di tangan kanan anda ketika memasuki ruangan negosiasi;
b. Ulurkan tangan
untuk berjabat tangan terlebih dulu;
c. Jabat tangan
dengan tegas dan singkat;
d. Berikan senyum
dan katakan sesuatu yang pas untuk mengawali pembicaraan.
Selanjutnya dalam pembicaraan awal, mulailah dengan
membangun common ground, yaitu sesuatu yang menjadi kesamaan antar kedua pihak
dan dapat dijadikan landasan bahwa pada dasarnya selain memiliki perbedaan,
kedua pihak memiliki beberapa kesamaan yang dapat dijadikan dasar untuk
membangun rasa percaya.
3. Memulai proses
negosiasi
Langkah pertama dalam memulai proses negosiasi adalah
menyampaikan (proposing) apa yang menjadi keinginan atau tuntutan kita. Yang
perlu diperhatikan dalam proses penyampaian tujuan kita tersebut adalah:
a. Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai
pembicaraan pada materi pokok negosiasi;
b. Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda
secara jelas, singkat dan penuh percaya diri;
c. Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan
untuk mencapai suatu kesepakatan dengan mereka;
d. Sediakan ruang untuk manuver atau tawar-menawar dalam
negosiasi, jangan membuat hanya dua pilihan ya atau tidak;
e. Sampaikan bahwa ”jika mereka memberi anda ini anda akan
memberi mereka itu – if you’ll give us this, we’ll give you that.” Sehingga mereka
mengerti dengan jelas apa yang harus mereka berikan sebagai kompensasi dari apa
yang akan kita berikan.
f. Hal kedua dalam tahap permulaan proses negosiasi adalah
mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi tuntutan
pihak lain. Mendengar dengan efektif memerlukan kebiasaan dan teknik-teknik
tertentu. Seperti misalnya bagaimana mengartikan gerakan tubuh dan ekspresi
wajah pembicara. Usahakan selalu membangun kontak mata dengan pembicara dan
kita berada dalam kondisi yang relaks namun penuh perhatian.
4. Zona Tawar Menawar
(The Bargaining Zone)
Dalam proses inti dari negosiasi, yaitu proses tawar
menawar, kita perlu mengetahui apa itu The Bargaining Zone (TBZ). TBZ adalah
suatu wilayah ruang yang dibatasi oleh harga penawaran pihak penjual (Seller’s
Opening Price) dan Tawaran awal oleh pembeli (Buyer’s Opening Offer). Di antara
kedua titik tersebut terdapat Buyer’s Ideal Offer, Buyer’s Realistic Price dan
Buyer’s Highest Price pada sisi pembeli dan Seller’s Ideal Price, Seller’s
Realistic Price dan Seller’s Lowest Price pada sisi pembeli.
Kesepakatan kedua belah pihak yang paling baik adalah terjadi di dalam wilayah yang disebut Final Offer Zone yang dibatasi oleh Seller’s Realistic Price dan Buyer’s Realistic Price. Biasanya kesepakatan terjadi ketika terdapat suatu overlap antara pembeli dan penjual dalam wilayah Final Offer Zone.
Kesepakatan kedua belah pihak yang paling baik adalah terjadi di dalam wilayah yang disebut Final Offer Zone yang dibatasi oleh Seller’s Realistic Price dan Buyer’s Realistic Price. Biasanya kesepakatan terjadi ketika terdapat suatu overlap antara pembeli dan penjual dalam wilayah Final Offer Zone.
5. Membangun
Kesepakatan
Babak terakhir dalam proses negosiasi adalah membangun
kesepakatan dan menutup negosiasi. Ketika tercapai kesepakatan biasanya kedua
pihak melakukan jabat tangan sebagai tanda bahwa kesepakatan (deal or
agreement) telah dicapai dan kedua pihak memiliki komitmen untuk
melaksanakannya.
Yang perlu kita ketahui dalam negosiasi tidak akan pernah
tercapai kesepakatan kalau sejak awal masing-masing atau salah satu pihak tidak
memiliki niat untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan harus dibangun dari
keinginan atau niat dari kedua belah pihak, sehingga kita tidak bertepuk
sebelah tangan.
Karena itu, penting sekali dalam awal-awal negosiasi kita
memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain, melalui apa yang disampaikan
secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun ekspresi wajah. Karena jika sejak awal
salah satu pihak ada yang tidak memiliki niat atau keinginan untuk mencapai
kesepakatan, maka hal tersebut berarti membuang waktu dan energi kita. Untuk
itu perlu dicari jalan lain, seperti misalnya: conciliation, mediation dan
arbitration melalui pihak ketiga.
Demikian sekilas mengenai negosiasi, yang tentunya masih
banyak hal lain yang tidak bisa dikupas dalam artikel pendek. Yang penting bagi
kita selaku praktisi Mandiri, kita harus tahu bahwa negosiasi bukan hal yang
asing.
Setiap kita adalah negosiator dan kita melakukannya setiap
hari setiap saat. Selain itu negosiasi memerlukan karakter (artinya menggunakan
seluruh hati dan pikiran kita), memerlukan penguasaan metoda atau pun
teknik-tekniknya dan memerlukan kebiasaan dalam membangun perilaku bernegosiasi
yang baik dan benar.
J.
Taktik Umum Bernigoisasi
Taktik memiliki beberapa tujuan. Taktik akan membantu untuk
melihat permasalahan sebenarnya yang sedang diperdebatkan di meja
perundingan.Taktik juga dapat menguraikan kemandekan. Dan, dapat membantu
untuk melihat dan melindungi diri dari kebohongan negosiator. Berikut ini,
sembilan strategi negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari :
· Mengeryit ( The
Wince )
Taktik ini dikenal juga dengan istilah Terkejut ( Flinch )
merupakan reaksi negatif terhadap tawaran seseorang. Dengan kata lain,
bertindak terkejut saat negosiasi yang diadakan pihak negosiator berjalan
dengan keinginan pihak lain.
·
Berdiam ( The
Silence )
Jika Anda tidak menyukai apa kata seseorang, atau jika Anda
baru saja membuat tawaran dan Anda sedang menunggu jawaban, diam bisa menjadi
pilihan terbaik Anda. Kebanyakan orang tidak bisa bertahan dalam kesunyian
panjang ( " Dead Air Time" ). Mereka menjadi tidak nyaman jika tidak
ada percakapan untuk mengisi kekosongan antara Anda dan pihak lain. Biasanya,
pihak lain akan merespon dengan konsesi atau memberikan kelonggaran.
·
Ikan Haring Merah
( Red Herring )
Istilah ini diambil dari kompetisi tua di Inggris, Berburu
Rubah ( Fox Hunting Competition ). Dalam kompetisi ini, tim
lawan akan menyeret dan membaui jejak rubah ke arah lain dengan ikan. Sehingga,
anjing lawan akan terkecoh dan kehilangan jejak. Sama halnya saat negosiator
membawa "ikan amis" atau isu lain ke meja perundingan untuk
mengalihkan perhatian dari isu utama bahasan.
·
Kelakuan Menghina
( Outrageous Behaviour )
Segala bentuk perilaku - biasanya dianggap kurang bermoral
dan tidak dapat diterima oleh lingkungan- dengan tujuan memaksa pihak lain
untuk setuju. Seperti pihak manajemen muak dengan tuntutan yang dianggap tidak
masuk akal dan terpaksa menandatangi kontrak dengan air mata kemudian membuangnya
secara ganas dan dramatis seolah - olah diliput oleh media. Tujuan dari taktik
ini adalah untuk menggertak orang - orang yang terlibat dalam negosiasi.
·
Yang Tertulis
( The Written Word )
Adalah persyaratan ditulis dalam perjanjian yang tidak dapat
diganggu gugat. Perjanjian, sewa guna usaha ( leasing ), atau
harga di atas pahatan batu dan sekarang di kertas ( uang ) adalah contoh -
contoh Yang Tertulis.
·
Pertukaran ( The
Trade-off )
Taktik ini digunakan untuk tawar - menawar. Pertukaran hanya
menawarkan konsesi, sampai semua pihak setuju dengan syarat - syarat.
Sebenarnya, taktik ini dipakai untuk kompromi.
·
Ultimatum ( The
Ultimatum )
Penggunaan ultimatum kadang-kadang ( seldom )
efektif sebagai taktik pembuka dalam negosiasi. Namun, suatu saat dalam sebuah
negosiasi yang panjang saat Anda merasa Anda perlu menggunakan taktik ini.
·
Berjalan Keluar
( Walking Out )
Pada beberapa situasi, berjalan keluar dapat digunakan
sebagai strategi untuk memberikan tekanan pada pihak lain.
·
Kemampuan untuk
Mengatakan "Tidak" ( The Ability to Say "No" )
Sebuah taktik memepang peran sangat penting dalam segala
macam strategi negosiasi dan cara menyampaikannya secara tepat. Pertama dan
paling dasar untuk mempelajari taktik ini adalah bahwa apa pun bila mengatakan
'tidak' secara langsung, diterjemahkan oleh pihak lain sebagai 'ya'.
K.
Macam-macam Negoisator
Macam-macam
Negisiator :
a. Negosiator curang
Harus
berhati-hati berhadapan dengan seorang negosiator yang curang karena pada
dasarnya yang terlintas dalam benak pikirannya adalah bagaimana memenangkan
negosiasi dan mengalahkan anda. Yang penting bagi negosiator curang adalah
dapat memenangkan negosiasinya.
b. Negosiator
Profesional
Seorang
negosiator yang profesional akan tahu apa yang sedang dinegosiasikan, dan tahu
bagaimana memperoleh apa yang diinginkannya. Ia memiliki pengetahuan dan
ketrampilan bernegosiasi dengan baik. Yang tak kalah pentingnya adalah ia tahu
banyak hal tentang lawan negosiasinya.
c. Negosiator
bodoh
Seorang
negosiator yang bodoh cenderung menghendaki kekalahan untuk kedua belah pihak.
Tidak peduli apapun yang anda lakukan, ia akan berusaha sekuat tenaga agar
tidak ada yang bisa menang. Yang penting baginya tidak ada yang menang dalam
negosiasi. Oleh karena itu, untuk menghadapi negosiator macam ini, anda
harus memahami apa yang sebenarnya terjadi di balik perilaku pihak lawan yang
berpura-pura bodoh tersebut. Jika ia takut kalah, yakinkanlah agar ia memiliki
motivasi yang kuat untuk bernegosiasi dengan baik. Jika ia tidak tahu, berilah
pengertian yang sejelas-jelasnya, sehingga ia memahaminya dengan baik. Jika ia
merasa terancam, maka bersikaplah arif dan bijak dalam bernegosiasi.
d. Negosiator
Naif
Pada
umumnya ia adalah negosiator yang tidak siap bernegosiasi, tidak tahu pokok
persoalan yang akan dinegosiasikan, bahkan cenderung percaya begitu saja pada
pihak lawan negosiasinya. Kalau perlu, ia bersedia memberikan apa saja yang
diminta oleh pihak negosiasinya. Dengan seorang negosiator yang naïf, pihak
lawan jelas dapat menang dengan mudah. Namun, pihak lawan sebaiknya tetap harus
lebih berhati-hati, karena bukan tidak mungkin ia sedang menyembunyikan sesuatu
yang tidak diketahui pihak lawan negosiasinya. Ia bisa juga menyetujui apa yang
diinginkan pihak lawan negosiasi, karena ia mempunyai tujuan lain yang
menurutnya sangat berarti baginya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menurut Oliver, negosiasi adalah sebuah transaksi dimana
kedua belah pihak mempunyai hak atas hasil akhir. Hal ini memerlukan persetujuan
kedua belah pihak sehingga terjadi proses yang saling memberi dan menerima
sesuatu untuk mencapai kesepakatan bersama. Sementara itu Casse, negosiasi
adalah proses dimana paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi, kebutuhan,
dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal demi
kepentingan bersama.
proses negosiasi selalu melibatkan dua orang atau lebih yang
saling berinteraksi, mencari suatu kesepakatan kedua belah pihak, dan mencapai
tujuan yang dikehendaki bersama kedua belah pihak yang terlibat dalam
negosiasi.
menurut Casse, ada tiga tahapan penting dalam bernegosiasi,
yaitu tahap perencanaan (sebelum negosiasi), tahap implementasi (selama
negosiasi), dan tahap peninjauan (setelah negosiasi). Menurut Casse dalam
proses negoasiasi ada enam tahapan penting yang perlu diperhatikan, antara lain
: (1) persiapan, (2) kontak pertama, (3) konfrontasi, (4) Kompromi, (5) Solusi,
(6) konsolidasi.
Seorang negosiator dapat melakukan berbagai peran penting
dalam bernegosiasi, antara lain: Berperan sebagai seorang pemimpin, faktual,
analitis, reliasional, intuitif.
Ada empat tipe negosiator, yaitu negosiator curang,
negosiator professional, negosiator bodoh dan negosiator naïf.
Dari pengalaman yang saya ceritakan tadi, harus ada kesepakatan
dalam bernegosiasi atau tawar menawar, sehingga ada kepuasan bagi kedua pihak
walaupun memakan waktu tidak singkat.
B.
Saran
Dalam melakukan negosiasi diperlukan seorang yang
mampu melihat peluang, sabar, dan memiliki daya sensitifikasi sosial yang tinggi.
Sebelum melakukan negosiasi sehendaknya seorang negosiator
mempelajari situasi yang ada.
Dalam bernegosiasi seorang negosiator jangan memberikan
harga yang tinggi dari harga yang sebenarnya, dan negosiator janganlah menawar
harga jauh lebih murah dari harga yang ditawarkan.
DAFTAR PUSTAKA
bintangarif.blogspot.com/2012/05/tugas-makalah-komunikasi-bisnis.html?m=1
id.m.wikipedia.org/wiki/negosiasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar