Sabtu, 11 Februari 2017

HUBUNGAN AGAMA DAN KESEHATAN




MAKALAH AGAMA


 

“HUBUNGAN ANTARA AGAMA DENGAN KESEHATAN”
Diajukan sebagai tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam

Dosen pembina : H. M. Syaifuddin, S. Ag, S. Pd, M. Si.

Disusun Oleh :
Nama         : Puput Pamela Putri
NIM            : 16130055
Kelas                   : A13.2


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “hubungan antara agama dengan kesehatan” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami mata kuliah tersebut secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa pada umumnya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis  mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen serta teman-teman mahasiswa yang telah memberikan bimbingan serta partisipasinya atas terselesaikannya Makalah ini.
Saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, dan kami mengarapkan saran serta kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Terimakasih.

Yogyakarta, 10 November 2016


Penulis
Puput Pamela Putri






DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................... 
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................ 
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................      
a.                  LATAR BELAKANG...........................................................
b.                  TUJUAN PENULISAN.........................................................
BAB II        : TINJUAN TEORI .................................................................
BAB III       : TINJAUAN KASUS
BAB IV      : PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI DALAM ILMU
  KEPERAWATAN..................................................................
BAB V: PENUTUP.................................................................................  
a. KESIMPULAN.............................................................................  
b. SARAN.......................................................................................  
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................











BAB 1
PENDAHULUAN
a.     Latar Belakang
Agama pada hakekatnya bertujuan membina dan mengembangkan kehidupan yang sejahtera di dunia dan diakhirat. Secara universal agama member tuntutan kepada manusia melakukan yang baik dan menghindari hal-hal yang dilarang oleh agama termasuk masalah kesehatan. Masyarakat Indonesia sering dikatakan sebagai masyarakat religious karena setiap warga masyarakat menganut suatu agama atau kepercayaan dan menjalankan ajarannya sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya itu. Sifat yang demikian telah dinyatakan dalam sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sehat badannya sebagai cerminan dari sehat jasmani, damai di hatinya sebagai cerminan dari sehat rohani, dan punya makanan untuk sehari-harinya sebagai cerminan dari sehat sosial. Dari sini dapat dipahami bahwa sehat bukan dalam kondisi stabil antara aspek jasmani, rohani, social dan lingkungan. Menurut WHO, sehat adalah suatu keadaan yang sempurna dari badan, jiwa (mental) dan sosial, bukan hanya  keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
Manusia yang sehat ialah manusia yang sejahtera dan seimbang secara berlanjut dan penuh daya kemampuan. Dengan kemampuannya itu ia dapat menumbuhkan dan mengembangkan kualitas hidupnya seoptimal mungkin. Pada umumnya, orang beranggapan bahwa kesehatan penting bagi kehidupan manusia. Tetapi sebagian besar berpandangan bahwa seseorang dianggap sehat bila berada dalam keadaan tidak sakit dan tidak cacat.
Kesehatan dipandang sebagai sesuatu yang alami dimiliki oleh setiap orang. Kadang kala orang baru sadar akan pentingnnya pemeliharaan kesehatan bila pada suatu saat dirinya atau anggota keluarganya terkena sakit. Dengan kata lain, pengertian kesehatan terlalu sempit, hanya terabatas pada ”upaya mencari pengobatan” terhadap penyakit yang sedang dideritanya.
Kesehatan juga dipahami secara statis,  hanya terbatas pada keadaan sehat atau sakit, yaitu “sehat dalam arti tidak sakit” dan “sakit dalam arti tidak sehat”. Tingkatan keadaan sehat atau sakit  kurang  dipahami, sehingga upaya-upaya   untuk meningkatkan kualitas kesehatan  yang  mestinya dilakukan pada waktu sehat, kurang diperhatikan oleh masyarakat luas. Padahal, pemeliharaan kesehatan untuk mencegah penyakit nilainya lebih baik dari pengobatan terhadap penyakit.
Dari berbagai ulasan di atas, kita tahu bahwa kesehatan adalah rahmat yang istimewa yang diberikan tuhan kepada kita, dan upaya-upaya yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan mengandung nilai ibadah dan manfaat bagi diri sendiri, masyarakat dan lingkungan yang mempunyai nilai maslahat. Penulis sebagai calon tenaga kesehatan berfikir akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan serta kesehatan itu juga bermanfaat dalam agama dan menjaga kesehatan itu lebih baik dari pada mengobati setelah sakit. Pembahasan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang hubungan kesehatan dengan agama agar kita dapat menerapkan dalam kehidupan.

b.     TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat menjelaskan/mendeskripsikan:

1.    Pengertian agama dan kesehatan
2.    Hubungan agama dengan kesehatan dan perkembangannya
3.    Aspek kesehatan dalam agama
4.    Manfaat agama dalam kesehatan
BAB II
TINJAUAN TEORI
Teori sebab akibat secara umum adalah bahwa setiap akibat ada penyebabnya. Terdapat banyak kesamaan dan sedikit pertentangan tentang toeri sebab akibat. Manifestasi teori sebab akibat pada bidang agama dan kesehatan menunjukkan realitas akan komprehansif dan keterkaitan antara bidang agama dan kesehatan.
Agama dan kesehatan memiliki asosiasi yang timbal balik. Mengacu pada teori sebab akibat bahwa setiap akibat ada penyebabnya, maka setiap penyakit ada penyebab dan juga ada obatnya sehingga diperlukan kesadaran untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan. Artikel ini mendeskripsikan tentang teori sebab akibat dan aplikasinya dalam bidang agama dan kesehatan. Aspek-aspek yang diuraikan dalam tulisan ini mencakup pandangan filsafat teori sebab akibat dari beberapa filosof, teori sebab akibat (kausalitas) secara umum, definisi dan prinsip-prinsip teori sebab akibat serta aplikasinya pada bidang agama dan kesehatan.
Teori sebab akibat secara umum adalah bahwa setiap akibat ada penyebabnya. Terdapat banyak kesamaan dan sedikit pertentangan tentang toeri sebab akibat. Manifestasi teori sebab akibat pada bidang agama dan kesehatan menunjukkan realitas akan komprehansif dan keterkaitan antara bidang agama dan kesehatan.
Agama dan kesehatan memiliki asosiasi yang timbal balik. Mengacu pada teori sebab akibat bahwa setiap akibat ada penyebabnya, maka setiap penyakit ada penyebab dan juga ada obatnya sehingga diperlukan kesadaran untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan.
















BAB III
TINJAUAN KASUS

Gerakan sholat dan manfaatnya bagi kesehatan untuk kita.
a.       Takbiratul ikhram
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
b.      Rukuk
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Manfaat
nyaPostur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
c.       I’tidal
Postur
 tubuh kita bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga. Manfaatnya I’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
d.      Sujud
Postur
 tubuh kita yaitu menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Manfaatnya Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak.

Masih banyak gerakan sholat yang lainyang memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita. Namun kita jarang menyadari hal seperti itu.


BAB IV
PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI DALAM ILMU KEPERAWATAN

A.  PEMBAHASAN
a.     Pengertian Agama Dan Kesehatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada  Tuhan  Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sansakerta, agama yang berarti "tradisi". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
          Sehat menurut WHO 1974, Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, social bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
UU N0. 23/1992 tentang kesehatan, kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis.
Menurut Pepkin’s, sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.

b.    Hubungan antara agama dan kesehatan
Agama dan kesehetan memiliki beberapa pola hubungan, yaitu:
1. Saling berlawanan
Agama dan kesehatan berpotensi untuk mengalami perbedaan dimana, pada pandangan agama tertentu cara pengobatan yang dilakukan oleh pihak medis melanggar hukum agama, minsyalnya islam beranggapan bahwa terapi dengan urine merupakan seuatu yang najis tapi dalam dunia medis itu tidak apa-apa.
2. Saling mendukung
Agama dan ilmu pengetahuan juga berpotensi saling medukung, dimana sebagai contoh pada saat calon  jemaah  haji akan mendapatkan general  check-up supaya  perjalanan hajinya dapat berjalan lancar.
3. Saling melengkapi
Yang dimaksud disini ialah adanya peranan agama sebagai pengkoreksi atas praktik kesehatan atau sebaliknya, sebagai contoh dalam islam kalau berbuka puasa dianjurkan berbuka dengan memakan makanan yang manis-manis, tetapi dalam dunia kesehatan itu bukan sebuah keharusan hanya sebagai pemulihan kondisi tubuh sehingga tidak kaget ketika menerima asupan yang lebih banyak.
4. Saling terpisah dan bergerak dalam kewenangannya masing-masing agama dan ilmu kesehatan juga berpontesi untuk jalan sendiri-sendiri karena ketidak adanya kesesuaian antara konsep agama dan konsep ilmu kesehatan.
c.     Aspek Kesehatan Dalam Agama
Dalam mengkaji aspek-aspek kesehatan dalam agama ada 2 hal yang perlu diperhatikan :
1. Ajaran agama secara normatif
Agama memberikan ajaran atau panduan tentang pentingnya menjaga kesehatan.
2. Ajaran agama yang riil atau tampak
Dari sisi prilaku nyata ada penganut agama yang tidak memerhatikan aspek kesehatan.
Contoh :
Pengaturan pola makan, larangan makanan yang haram, pelanggran makanan yang berlebihan serta anjuran minum madu adalah contoh lain aspek kesehtan dalam tata aturan makan dalam ajaran agama.
d.    Manfaat Agama dalam Kesehatan
1. Sumber Moral
Agama memiliki fungsi yang strategis untuk menjadi sumber kekuatan moral baik bagi pasien dalam proses penyembuhan maupun tenaga kesehatan. Bagi orang beragama, mereka memegang keyakinan bahwa perlakuan Tuhan sesuai dengan persangkaan manusia kepada-Nya.
2. Sumber Keilmuan
Sejalan dengan agama sebagai sumber moral, agam pun dapat berperan sebagai sumber keilmuan bagi bidang kesehatan. Konseptualitasi dan pengembangan ilmu kesehatan atau kedokteran yang bersumber dari agama, dapat kita sebut kesehatan profetik.
Agama pun menjadi sumber informasi untuk pengembangan ilmu kesehatan gizi (nutrisi) atau farmakoterapi herbal. Praktik-praktik keagamaan menjadi bagian dari sumber ilmu dalam mengembangkan terapi kesehatan. Tidak bisa dipungkiri, yoga, meditasi, dan tenaga prana adalah beberapa ilmu agama yang dikonversikan menjadi bagian dari terapi kesehatan.
3. Amal agama sebagai amal kesehatan
Seiring dengan pemikiran yang dikemukakan sebelumnya, bahwa pola pikir yang dianut dalam wacana ini adalah all for health, yaitu sebuah pemikiran bahwa berbagai hal yang dilakukan individu mulai dari bangun tidur, mandi pagi, makan, kerja, rehat sore hari, sampai tidur lagi, bahkan selama tidur pun memiliki implikasi dan kontribusi nyata terhadap kesehatan.

B.   IMPLIKASI DALAM ILMU KEPERAWATAN

Keperawatan saat ini tengah mengalami masa transisi panjang yang tampaknya belum akan segera berakhir. Keperawatan yang awalnya merupakan vokasi dan sangat didasari oleh mother instinct – naluri keibuan, mengalami perubahan atau pergeseran yang sangat mendasar atas konsep dan proses, menuju keperawatan sebagai profesi. Perubahan ini terjadi karena tuntutan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan secara umum, perkembangan IPTEK dan perkembangan profesi keperawatan sendiri.Keperawatan sebagai profesi harus didasari konsep keilmuan yang jelas, yang menuntun untuk berpikir kritis-logis-analitis, bertindak secara rasional–etis, serta kematangan untuk bersikap tanggap terhadap kebutuhan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan.
Keperawatan sebagai direct human care harus dapat menjawab mengapa seseorang membutuhkan keperawatan, domain keperawatan dan keterbatasan lingkup pengetahuan serta lingkup garapan praktek keperawatan, basis konsep dari teori dan struktur substantif setiap konsep menyiapkan substansi dari ilmu keperawatan sehingga dapat menjadi acuan untuk melihat wujud konkrit permasalahan pada situasi kehidupan manusia dimana perawat atau keperawatan diperlukan keberadaannya. Secara mendasar, keperawatan sebagai profesi dapat terwujud bila para profesionalnya dalam lingkup karyanya senantiasa berpikir analitis, kritis dan logis terhadap fenomena yang dihadapinya, bertindak secara rasional-etis, serta bersikap tanggap atau peka terhadap kebutuhan klien sebagai penggunajasanya. Sehingga perlu dikaitkan atau dipahami dengan filsafat untuk mencari kebenaran tentang ilmu keperawatan guna memajukan ilmu keperawatan. Pengaplikasian Agama dalam pelayanan keperawatan sangatlah penting dimana dalam memberiakan pelayanan keperawatan yang dapat memberikan hasil yang maksimal.
http://rianakurnia.blogspot.co.id/2014/11/peran-agama-dalam-keperawatan.html

BAB III
PENUTUP
a.     Kesimpulan
Agama dan kesehatan saling berhubungan, polanya pun sangan beragam yaitu saling melawan, saling mendukung, saling melengkapi dan saling berjalan pada kewenangannya sendiri. Namun, kita juga  belum bisa menghubungkan mana yang berdasarkan ajaran agama atau tidak. Semisal, pengobatan dengan cara bekam, bekam merupakan pengobatan yang dibawa Rasulullah SAW, berarti  ini dapat kita amalkan kepada orang lain. Ada pula pengobatan yang haram bagi ajaran agama, terutama agama Islam, seperti terapi urine.
           Aspek agama itu sendi juga termasuk dalam kesehatan dan sebaliknya kesehatan juga ada pada agama. Seperti halnya, di dalam proses pelaksanaan pelayanan kesehatan, tenaga medis tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap pasien terutama dalam hal keagamaan. Ada 2 hal yg perlu diperhatikan yaitu ajaran agama secara normatif dan ada perilaku keagamaan yg riil atau tampak dan dilakukan oleh masyarakat. Fungsi dari agama sangat berpengaruh bagi kesehatan yaitu sebagai moral, sebagai sumber keilmuan, sebagai amal kesehatan.

b. Saran
Agama pada hakekatnya bertujuan membina dan   mengembangkan kehidupan yang sejahtera di dunia dan diakhirat, sehat badannya sebagai cerminan dari sehat jasmani, damai di hatinya sebagai cerminan dari sehat rohani maka kita haru dapat Saling mendukung, saling melengkapi, saling terpisah dan bergerak dalam kewenangannya masing-masing.

Daftar Pustaka

Ariyanto, N. (2010). Psikologi, Agama, dan Kesehatan. Diambil pada 31 September 2011,
http://nursebataraguru.blogspot.com/2009/07/agama-dalam-keperawatan.html
Godam64. (2007). Hal / Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Manusia, Internal Dan Eksternal - Psikologi. Diakses tanggal 4 November 2009 pukul 9.19 pm dari http://organisasi.org/hal-faktor-yang-mempengaruhi-kesehatan-mental-manusia-internal-dan-eksternal-psikologi
Hasyim, M. F. (2008). Agama dan kesehatan mental. Diakses tanggal 4 November 2009 pukul 9.46 pm dari http://yodisetyawan.wordpress.com/2008/05/19/agama-dan-kesehatan-mental/

Kesehatan Mental. Diakses tanggal 4 November 2009 pukul 9.13 pm dari http://www.wattpad.com/109080-kesehatan-mental

Rz Mawardi, Imam. (2008). Kesehatan Mental dan Dinamika Kepribadian dalam Islam (bagian 1). Diakses tanggal 4 November 2009 pukul 9.37 pm dari http://mawardiumm.blogspot.com/2008/05/kesehatan-mental-dan-dinamika.html