MAKALAH
AGAMA
“HUBUNGAN ANTARA AGAMA DENGAN KESEHATAN”
Diajukan sebagai tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam
Dosen
pembina : H. M. Syaifuddin, S. Ag, S. Pd, M. Si.
Disusun Oleh
:
Nama :
Puput Pamela Putri
NIM :
16130055
Kelas :
A13.2
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “hubungan antara agama dengan kesehatan” tepat pada waktunya. Makalah
ini merupakan tugas mata kuliah “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”. Makalah ini merupakan
inovasi pembelajaran untuk memahami mata kuliah tersebut secara mendalam,
semoga makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa pada umumnya.
Dalam
penulisan makalah ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen serta teman-teman mahasiswa yang telah
memberikan bimbingan serta partisipasinya atas terselesaikannya Makalah ini.
Saya telah
berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, dan kami
mengarapkan saran serta kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Terimakasih.
Yogyakarta, 10 November 2016
Penulis
Puput Pamela Putri
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...............................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................
a.
LATAR BELAKANG...........................................................
b.
TUJUAN PENULISAN.........................................................
BAB II :
TINJUAN TEORI .................................................................
BAB III :
TINJAUAN KASUS
BAB IV :
PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI DALAM ILMU
KEPERAWATAN..................................................................
BAB V: PENUTUP.................................................................................
a. KESIMPULAN.............................................................................
b.
SARAN.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Agama pada hakekatnya bertujuan membina dan
mengembangkan kehidupan yang sejahtera di dunia dan diakhirat. Secara universal
agama member tuntutan kepada manusia melakukan yang baik dan menghindari
hal-hal yang dilarang oleh agama termasuk masalah kesehatan. Masyarakat
Indonesia sering dikatakan sebagai masyarakat religious karena setiap warga
masyarakat menganut suatu agama atau kepercayaan dan menjalankan ajarannya
sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya itu. Sifat yang demikian telah
dinyatakan dalam sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sehat badannya sebagai cerminan dari sehat jasmani,
damai di hatinya sebagai cerminan dari sehat rohani, dan punya makanan untuk
sehari-harinya sebagai cerminan dari sehat sosial. Dari sini dapat dipahami bahwa
sehat bukan dalam kondisi stabil antara aspek jasmani, rohani, social dan
lingkungan. Menurut WHO, sehat adalah suatu keadaan yang sempurna dari badan,
jiwa (mental) dan sosial, bukan hanya
keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
Manusia yang sehat ialah manusia yang sejahtera dan
seimbang secara berlanjut dan penuh daya kemampuan. Dengan kemampuannya itu ia
dapat menumbuhkan dan mengembangkan kualitas hidupnya seoptimal mungkin. Pada
umumnya, orang beranggapan bahwa kesehatan penting bagi kehidupan manusia.
Tetapi sebagian besar berpandangan bahwa seseorang dianggap sehat bila berada
dalam keadaan tidak sakit dan tidak cacat.
Kesehatan dipandang sebagai sesuatu yang alami
dimiliki oleh setiap orang. Kadang kala orang baru sadar akan pentingnnya
pemeliharaan kesehatan bila pada suatu saat dirinya atau anggota keluarganya
terkena sakit. Dengan kata lain, pengertian kesehatan terlalu sempit, hanya
terabatas pada ”upaya mencari pengobatan” terhadap penyakit yang sedang dideritanya.
Kesehatan juga dipahami secara statis, hanya terbatas pada keadaan sehat atau sakit,
yaitu “sehat dalam arti tidak sakit” dan “sakit dalam arti tidak sehat”.
Tingkatan keadaan sehat atau sakit
kurang dipahami, sehingga
upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas
kesehatan yang mestinya dilakukan pada waktu sehat, kurang
diperhatikan oleh masyarakat luas. Padahal, pemeliharaan kesehatan untuk
mencegah penyakit nilainya lebih baik dari pengobatan terhadap penyakit.
Dari berbagai ulasan di atas, kita tahu bahwa kesehatan
adalah rahmat yang istimewa yang diberikan tuhan kepada kita, dan upaya-upaya
yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan mengandung nilai ibadah dan
manfaat bagi diri sendiri, masyarakat dan lingkungan yang mempunyai nilai
maslahat. Penulis sebagai calon tenaga kesehatan berfikir akan pentingnya
kesehatan dalam kehidupan serta kesehatan itu juga bermanfaat dalam agama dan
menjaga kesehatan itu lebih baik dari pada mengobati setelah sakit. Pembahasan ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang hubungan kesehatan dengan agama agar
kita dapat menerapkan dalam kehidupan.
b. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat menjelaskan/mendeskripsikan:
1. Pengertian agama dan kesehatan
2. Hubungan agama dengan kesehatan dan perkembangannya
3. Aspek kesehatan dalam agama
4. Manfaat agama dalam kesehatan
BAB II
TINJAUAN TEORI
Teori sebab akibat secara umum adalah
bahwa setiap akibat ada penyebabnya. Terdapat banyak kesamaan dan sedikit
pertentangan tentang toeri sebab akibat. Manifestasi teori sebab akibat pada
bidang agama dan kesehatan menunjukkan realitas akan komprehansif dan
keterkaitan antara bidang agama dan kesehatan.
Agama dan kesehatan memiliki asosiasi yang
timbal balik. Mengacu pada teori sebab akibat bahwa setiap akibat ada
penyebabnya, maka setiap penyakit ada penyebab dan juga ada obatnya sehingga
diperlukan kesadaran untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan. Artikel ini
mendeskripsikan tentang teori sebab akibat dan aplikasinya dalam bidang agama
dan kesehatan. Aspek-aspek yang diuraikan dalam tulisan ini mencakup pandangan
filsafat teori sebab akibat dari beberapa filosof, teori sebab akibat
(kausalitas) secara umum, definisi dan prinsip-prinsip teori sebab akibat serta
aplikasinya pada bidang agama dan kesehatan.
Teori sebab akibat secara umum adalah
bahwa setiap akibat ada penyebabnya. Terdapat banyak kesamaan dan sedikit
pertentangan tentang toeri sebab akibat. Manifestasi teori sebab akibat pada
bidang agama dan kesehatan menunjukkan realitas akan komprehansif dan
keterkaitan antara bidang agama dan kesehatan.
Agama dan kesehatan memiliki asosiasi yang
timbal balik. Mengacu pada teori sebab akibat bahwa setiap akibat ada
penyebabnya, maka setiap penyakit ada penyebab dan juga ada obatnya sehingga
diperlukan kesadaran untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan.
BAB
III
TINJAUAN KASUS
Gerakan sholat dan
manfaatnya bagi kesehatan untuk kita.
a. Takbiratul ikhram
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
b. Rukuk
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. ManfaatnyaPostur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. ManfaatnyaPostur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
c. I’tidal
Postur tubuh kita bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga. Manfaatnya I’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
Postur tubuh kita bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga. Manfaatnya I’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
d. Sujud
Postur tubuh kita yaitu menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Manfaatnya Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak.
Postur tubuh kita yaitu menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Manfaatnya Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak.
Masih banyak gerakan sholat yang lainyang memiliki banyak manfaat bagi
tubuh kita. Namun kita jarang menyadari hal seperti itu.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI DALAM ILMU KEPERAWATAN
A. PEMBAHASAN
a. Pengertian Agama Dan Kesehatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah
sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan
Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sansakerta,
agama yang berarti "tradisi". Kata lain untuk menyatakan konsep ini
adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata
kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan
berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Sehat
menurut WHO 1974, Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, social
bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
UU N0. 23/1992 tentang kesehatan, kesehatan adalah
suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis.
Menurut Pepkin’s, sehat adalah suatu keadaan
keseimbangan yang dinamis antara bentuk tubuh dan fungsi yang dapat mengadakan
penyesuaian, sehingga dapat mengatasi gangguan dari luar.
b. Hubungan antara agama dan kesehatan
Agama dan kesehetan memiliki beberapa pola hubungan,
yaitu:
1.
Saling berlawanan
Agama
dan kesehatan berpotensi untuk mengalami perbedaan dimana, pada pandangan agama
tertentu cara pengobatan yang dilakukan oleh pihak medis melanggar hukum agama,
minsyalnya islam beranggapan bahwa terapi dengan urine merupakan seuatu yang najis
tapi dalam dunia medis itu tidak apa-apa.
2.
Saling mendukung
Agama
dan ilmu pengetahuan juga berpotensi saling medukung, dimana sebagai contoh pada
saat calon jemaah haji akan mendapatkan general check-up supaya perjalanan hajinya dapat berjalan lancar.
3.
Saling melengkapi
Yang
dimaksud disini ialah adanya peranan agama sebagai pengkoreksi atas praktik kesehatan
atau sebaliknya, sebagai contoh dalam islam kalau berbuka puasa dianjurkan berbuka
dengan memakan makanan yang manis-manis, tetapi dalam dunia kesehatan itu bukan
sebuah keharusan hanya sebagai pemulihan kondisi tubuh sehingga tidak kaget ketika
menerima asupan yang lebih banyak.
4.
Saling terpisah dan bergerak dalam kewenangannya masing-masing agama dan ilmu
kesehatan juga berpontesi untuk jalan sendiri-sendiri karena ketidak adanya
kesesuaian antara konsep agama dan konsep ilmu kesehatan.
c. Aspek Kesehatan Dalam Agama
Dalam mengkaji aspek-aspek kesehatan dalam agama ada 2
hal yang perlu diperhatikan :
1.
Ajaran agama secara normatif
Agama memberikan ajaran atau panduan tentang
pentingnya menjaga kesehatan.
2.
Ajaran agama yang riil atau tampak
Dari sisi prilaku nyata ada penganut agama yang tidak
memerhatikan aspek kesehatan.
Contoh
:
Pengaturan pola makan, larangan
makanan yang haram, pelanggran makanan yang berlebihan serta anjuran minum madu
adalah contoh lain aspek kesehtan dalam tata aturan makan dalam ajaran agama.
d. Manfaat Agama dalam Kesehatan
1.
Sumber Moral
Agama
memiliki fungsi yang strategis untuk menjadi sumber kekuatan moral baik bagi pasien
dalam proses penyembuhan maupun tenaga kesehatan. Bagi orang beragama, mereka
memegang keyakinan bahwa perlakuan Tuhan sesuai dengan persangkaan manusia
kepada-Nya.
2.
Sumber Keilmuan
Sejalan
dengan agama sebagai sumber moral, agam pun dapat berperan sebagai sumber keilmuan
bagi bidang kesehatan. Konseptualitasi dan pengembangan ilmu kesehatan atau kedokteran
yang bersumber dari agama, dapat kita sebut kesehatan profetik.
Agama
pun menjadi sumber informasi untuk pengembangan ilmu kesehatan gizi (nutrisi) atau
farmakoterapi herbal. Praktik-praktik keagamaan menjadi bagian dari sumber ilmu
dalam mengembangkan terapi kesehatan. Tidak bisa dipungkiri, yoga, meditasi,
dan tenaga prana adalah beberapa ilmu agama yang dikonversikan menjadi bagian
dari terapi kesehatan.
3.
Amal agama sebagai amal kesehatan
Seiring
dengan pemikiran yang dikemukakan sebelumnya, bahwa pola pikir yang dianut dalam
wacana ini adalah all for health, yaitu sebuah pemikiran bahwa berbagai hal
yang dilakukan individu mulai dari bangun tidur, mandi pagi, makan, kerja,
rehat sore hari, sampai tidur lagi, bahkan selama tidur pun memiliki implikasi
dan kontribusi nyata terhadap kesehatan.
B. IMPLIKASI DALAM ILMU KEPERAWATAN
Keperawatan saat ini tengah mengalami masa
transisi panjang yang tampaknya belum akan segera berakhir. Keperawatan yang
awalnya merupakan vokasi dan sangat didasari oleh mother instinct –
naluri keibuan, mengalami perubahan atau pergeseran yang sangat mendasar atas
konsep dan proses, menuju keperawatan sebagai profesi. Perubahan ini terjadi
karena tuntutan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
secara umum, perkembangan IPTEK dan perkembangan profesi keperawatan
sendiri.Keperawatan sebagai profesi harus didasari konsep keilmuan yang jelas,
yang menuntun untuk berpikir kritis-logis-analitis, bertindak secara
rasional–etis, serta kematangan untuk bersikap tanggap terhadap kebutuhan dan
perkembangan kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan.
Keperawatan sebagai direct human
care harus dapat menjawab mengapa seseorang membutuhkan keperawatan,
domain keperawatan dan keterbatasan lingkup pengetahuan serta lingkup garapan
praktek keperawatan, basis konsep dari teori dan struktur substantif setiap
konsep menyiapkan substansi dari ilmu keperawatan sehingga dapat menjadi acuan
untuk melihat wujud konkrit permasalahan pada situasi kehidupan manusia dimana
perawat atau keperawatan diperlukan keberadaannya. Secara mendasar, keperawatan
sebagai profesi dapat terwujud bila para profesionalnya dalam lingkup karyanya
senantiasa berpikir analitis, kritis dan logis terhadap fenomena yang
dihadapinya, bertindak secara rasional-etis, serta bersikap tanggap atau peka
terhadap kebutuhan klien sebagai penggunajasanya. Sehingga perlu dikaitkan atau
dipahami dengan filsafat untuk mencari kebenaran tentang ilmu keperawatan guna memajukan
ilmu keperawatan. Pengaplikasian Agama dalam pelayanan keperawatan sangatlah
penting dimana dalam memberiakan pelayanan keperawatan yang dapat memberikan
hasil yang maksimal.
http://rianakurnia.blogspot.co.id/2014/11/peran-agama-dalam-keperawatan.html
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Agama dan kesehatan saling berhubungan, polanya pun
sangan beragam yaitu saling melawan, saling mendukung, saling melengkapi dan
saling berjalan pada kewenangannya sendiri. Namun, kita juga belum
bisa menghubungkan mana yang berdasarkan ajaran agama atau tidak. Semisal,
pengobatan dengan cara bekam, bekam merupakan pengobatan yang dibawa Rasulullah
SAW, berarti ini dapat kita amalkan kepada orang lain. Ada pula
pengobatan yang haram bagi ajaran agama, terutama agama Islam, seperti terapi
urine.
Aspek agama itu sendi juga termasuk dalam kesehatan dan sebaliknya
kesehatan juga ada pada agama. Seperti halnya, di dalam proses pelaksanaan pelayanan kesehatan,
tenaga medis tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap pasien terutama dalam
hal keagamaan. Ada 2 hal yg perlu diperhatikan yaitu ajaran agama secara
normatif dan ada perilaku keagamaan yg riil atau tampak dan dilakukan oleh
masyarakat. Fungsi dari agama sangat berpengaruh bagi kesehatan yaitu sebagai
moral, sebagai sumber keilmuan, sebagai amal kesehatan.
b. Saran
Agama
pada hakekatnya bertujuan membina dan
mengembangkan kehidupan yang sejahtera di dunia dan diakhirat, sehat
badannya sebagai cerminan dari sehat jasmani, damai di hatinya sebagai cerminan
dari sehat rohani maka kita haru dapat Saling mendukung, saling melengkapi,
saling terpisah dan bergerak dalam kewenangannya masing-masing.
Daftar Pustaka
Ariyanto, N. (2010). Psikologi, Agama, dan
Kesehatan. Diambil pada 31 September 2011,
http://nursebataraguru.blogspot.com/2009/07/agama-dalam-keperawatan.html
Godam64. (2007). Hal /
Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Manusia, Internal Dan Eksternal -
Psikologi. Diakses tanggal 4 November 2009 pukul 9.19 pm dari http://organisasi.org/hal-faktor-yang-mempengaruhi-kesehatan-mental-manusia-internal-dan-eksternal-psikologi
Hasyim, M. F. (2008).
Agama dan kesehatan mental. Diakses tanggal 4 November 2009 pukul 9.46 pm dari
http://yodisetyawan.wordpress.com/2008/05/19/agama-dan-kesehatan-mental/
Kesehatan Mental.
Diakses tanggal 4 November 2009 pukul 9.13 pm dari
http://www.wattpad.com/109080-kesehatan-mental
Rz Mawardi, Imam.
(2008). Kesehatan Mental dan Dinamika Kepribadian dalam Islam (bagian 1).
Diakses tanggal 4 November 2009 pukul 9.37 pm dari
http://mawardiumm.blogspot.com/2008/05/kesehatan-mental-dan-dinamika.html