Minggu, 30 April 2017

kelompok sosial



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Contoh guru mengajar merupakan contoh kelompok sosial antara individu dengan kelompok. Kelompok sosial dapat berupa kelompok sosial primer dan kelompok sosial sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kelompok social primer dengan hubungan langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalkan untuk mengenal lebih jauh dari kelompok primer dapat kita lihat yaitu pada keluarga. Sedangkan kelompok sosial primer adalah kelompok besar didasarkan pada kepentingan yang berbeda. Proses yangmembentuk terjadinya kelompok sosial meliputi faktor pendorong timbulnya kelompok sosial dan dasar pembentukan kelompok sosial. Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, kelompok sosial dan sebagainya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Dapat mengetahui definisi kelompok social menurut beberapa ahli
2.      Apa faktor pembentuk kelompok sosial?
3.      Apakah ciri-ciri kelompok sosial?
4.      Bagaimana macam-macam kelompok sosial?
5.      Unsur-unsur Kelompok Sosial
6.      Kelompok-kelompok Sosial yang Teratur dan Tidak Teratur
7.      Faktor Pembentukan Kelompok Sosial


C.    Tujuan penulisan
Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membahas tentang dorongan yang menyebabkan terbentuknya kelompok sosial, faktor pembentuk kelompok sosial, ciri-ciri kelompok sosial, proses terbentuknya norma-norma kelompok sosial, dan arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial. Sehingga dengan pembahasan ini diharapkan mahasiswa dapat semakin luas wawasan dan pengetahuannya, yang akan sangat berguna ketika terjun di dalam masyarakat.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi  Kelompok social
Kelompok adalah hidup bersama individu dalam suatu ikatan, serta terdapat dalam ikatan hiidup bersama tersebut adanya interaksi dan interrelasi social, serta organisasi antaranggota. Kelompok merupakan inti kehidupan dalam masyarakat. Secara sosiologi, kelompok adalah suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi, dimana dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama.
Definisi kelompok social menurut beberapa ahli:
1.      Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, istilah kelompok sosial diartikan sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
2.      Menurut George Homans, kelompok adalah kumpulan individdu yang melakukan kegiatan, interaksi dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan secara timbal balik.
3.      Menurut Soerjono Soekanto, kelompok adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
4.      Menurut Wila Huky, kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi. Kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan, untuk meningkatan hubungan antar individu, atau bisa saja untuk keduanya. Sebuah kelompok suatu waktu dibedakan secara kolektif, sekumpulan orang yang memiliki kesamaan dalam aktifitas umum namun dengan arah interaksi terkecil.
B.     Faktor Pembentuk Kelompok Sosial
Beberapa dasar yang melandasi orang membentuk kelompok sosial adalah sebagai berikut:
1.      Faktor kepentingan yang sama (common interest).
2.      Factor darah dan keturunan yang sama (common ancestry).
3.      Faktor geografis.
4.      Faktor daerah asal yang asal.
5.      Klasifikasi Kelompok Sosial

C.    Ciri-ciri Kelompok Sosial
Ciri-ciri kelompok sosial tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain. Suatu kelompok sosial akan dapat dibedakan dengan kelompok sosial yang lain, misalnya kelompok formal dengan informal.
2.      Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.Setiap anggota dalam kelompok sosial tentunya memiliki peran masing masing, baik itu secara tertulis atau secaratidak tertulis.
3.      Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
Dalam hubungan antar anggota dalam suatu kelompok sosial ada norma, hukum, peraturan, maupun kode etik sesuai dengan jenis kelompok sosialnya.
4.      Memiliki kepentingan bersama. Kelompok sosial terbentuk pastinya ada tujuan yang melatarbelakangi yang salah satunya adalah kesamaan kepentingan, sehingga diharapkan dengan kepentingan yang sama tersebut dapat diusahakan secarabersama-sama.
5.      Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan adanya komunikasi sosial dan interaksi sosial. Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial, masing-masing individu dapat menyampaikan ide atau gasannya demi mencapai tujuan bersama dalam kelompok sosial tersebut.

D.    Macam-macam Kelompok social
1.      In-group dan Out-group
a.       In-group apabila individu di dalam suatu kelompok mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok sosialnya. Sikap di dalam in-group pada umumnya didasarkan pada factor simpati dan selalu memiliki perasaan dekat dengan anggota kelompok.
b.       Out-group apabila individu menganggap suatu kelompok menjadi lawan dari in-groupnya. Sikap sebagai out-group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme. Hal ini dikaitkan dengan istilah kami atau kita dan mereka. Misalnya kami adalah wartawan, sedangkan mereka adalah olahragawan.
2.      Primary Group dan Secondary Group
a.       Primary group (kelompok primer) adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan adanya interaksi antaranggota yang terjalin lebih intensif, lebih erat, dan lebih akrab. Kelompok primer sering disebut dengan “face to face” karena para anggota kelompok sering berdialog dan bertatap muka karenanya mereka saling mengenal lebih dekat dan lebih akrab. Sifat interaksi dalam kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan pada simpati.
Kelompok primer seperti keluarga memainkan peran kunci dalam pengembangan diri. Sebagai suatu kelompok kecil, keluarga pun berperan sebagai suatu pelindung terhadap ancaman kelompok lebih besar yang disebut masyarakat. Keluarga mempunyai arti penting primer dalam pembentukan orientasi dasar pasangan latin ini, sebagaimana yang nanti akan berlaku di kemudian hari bagi anak-anaknya.
Ciri-ciri kelompok sekunder, yaitu :
·          Ukuran kecil, biasanya terdiri dari 20 atau 30 orang anggota.
·         Hubungan bersifat pribadi dan akrab di antara anggota.
·         Lebih mengutamakan komunikasi tatap muka.
·         Lebih permanen.
·         Para anggota saling mengenal secara baik dan mempunyai perasaan loyalitas.
·         Bersifat informal. Kelompok biasanya tidak mempunyai nama, pegawai, tempat dan waktu pertemuan yang tepat.
·         Keputusan dalam kelompok lebih bersifat tradisional kurang rasional.
b.      Secondary Group (kelompok sekunder) adalah kelompok yang memiliki anggota yang lebih banyak, tidak selalu saling mengenal, tidak langsung, fungsional, rasional, dan lebih banyak ditujukan pada tujuan pribadi, anggota-anggota yang lain dan usaha kelompok merupakan alat. Pada kelompok sekunder diantaranya anggota kelompok, terdapat hubungan tak langsung, formal, dan kurang bersifat kekeluargaan. Di mana anggota kelompok yang satu dengan yang lain tidak saling mengenal, tidak akrab, dan bersifat tidak permanen. Para anggota menerima pekerjaan atas dasar kemampuan dan keahlian.adanya pembagian tersebut diperluka untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam program yang telah disepakati bersama. Kelompok sekunder didasarkan pada kepentingan atau kegiatan tertentu, dan para anggotanya cenderung berinteraksi atas dasar status pesifik, seperti presiden, manajer, pekerja, atau mahasiswa.
Contoh : partai politik, perhimpunan serikat kerja, organisasi profesi.
Ciri-ciri kelompok sekunder, yaitu : Ukuran besar. Hubungan bersifat tidak pribadi dan jauh antara sesame anggota. Sedikit saja komunikasi tatap muka. Bersifat temporer. Para anggota berada bersama-sama dalam waktu yang relatif singkat. Anggota tidak saling mengenal secara baik. Bersifat lebih formal, kelompoknya sering mempunyai nama, pegawai, tempat dan waktu pertemuan yang teratur dan tetap.
Keputusan dalam kelompok lebih rasional dan menekankan pada efisiensi.
3.      Gemeinschaft dan Gesellschaft
a.       Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah ras cinta dan rasa kesatuan batin yang memandang telah dikodratkan.
b.       Gesellschaft merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran, waktu terbatas, bersifat pamrih ekonomis. Bentuk gesellschaft terutama terdapat dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal balik, misalnya ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau industri. Tonies mengemukakan ciri pokok Gemeinschaft, yaitu :
·         Intimate, hubungan menyeluruh yang mesra.
·         Private, hubungan yang bersifat pribadi yaitu khusus untuk beberapa orang saja.
·         Exklusive, hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan bukan untuk orang lain di luar kita.
Menurut Ferdinand Tonies, tipe-tipe Gemeinschaft yang sering dijumpai dalam masyarakat, yaitu :
·         Gemeinschaft t Of blood, yaitu Gemeinschaft yang merupakan ikatan yang didasarkan atas darah atau keturunan. Misalnya keluarga, kelompok kekerabatan.
·          Gemeinschaft of place, yaitu suatu Gesellschaft yang terdiri dari orang-orang yang yang berdekatan tempat tinggalnya sehingga dapat saling tolong-menolong. Misalnya RT, RW, kelompok warisan.
·         Gemeinschaft of mind, yaitu suatu Gesellschaft yang terdiri dari orang-orang yang meskipun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tingglnya tidak berdekatan, tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, karena adanya ideology yang sama.
4.      Formal Group dan Informal Group
a.       Formal Group adalah kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan di antara anggotanya.
Kelompok resmi ini didukung adanya anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan memiliki pembagian kerja peran serta hirarki tertentu. Contoh OSIS, partai politik.
b.      Informal Group adalah kelompok yang tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu atau pasti. Kelompok tersebut terbentuk karena adanya pertemuan yang berulang kali dan hal tersebut menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan dan pengalaman yang sama. Kelompok tidak resmi ini tidak berstatus resmi dan tidak didukung anggaran dasar, anggaran rumah tangga seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi. Contok Klik (clique) yaitu kelompok kecil tanpa struktur formal yang sering timbul dalam kelompok besar.
5.      Membership Group dan Reference Group
a.       Membership Group adalah merupakan kelompok di mana setia orang secara fisik sebagai anggota kelompok tertentu.
b.      Reference Group adalah kelompok yang menjadi ukuran bagi seseorang untuk mengidentifikasi dirinya dalam membentuk pribadi dan perilakunya. Seseorang yang bukan anggota kelompok social yang bersangkutan, mengidentifikasi dirinya dengan kelompok lain sebagai kelompok teladan. Tipe-tipe Reference Group yang dikemukakan oleh Robert K. Merton, yaitu : Tipe normatif adalah kelompok yang menentukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang. Tipe kepribadian adalah kelompok yang menjadi pegangan bagi individu di dalam menilai kepribadiannya.
Kelompok-kelompok social menurut Bierstedt, yaitu : Kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.



E.     Unsur-unsur Kelompok Sosial
Adapun yang menjadi persyaratan kelompok sosial harus mengandung unsur-unsur berikut, seperti yang dikemukakan oleh Soerjono soekamto (1997:125-126)
1.    Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan. Kesadaran anggota merupakan hal yang penting dalam sebuah kelompok. Hal itu akan menimbulkan rasa memiliki yang pada gilirannya kan memeliharan keutuhan kelompok.
2.    Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain. Kekompakan atau solidaritas antara anggota akan memeberikan kontribusi bagi perkembangan kelompok.
3.    Ada faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan mereka bertambah erat. Rasa senasib sepenanggungan atau sehidup semati dalam berkelompok bisa menimbulkan semangat untuk bekerja sama demi tujuan bersama.
4.    Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku. Susunan kelompok, dan norma atau peraturan tidak akan terpisah dari sebuah ikatan guna menjaga kelangsungannya.
5.    Bersistem dan berproses. Dimaksudkan, terdiri atas unsur yang saling menunjang satu dengan lainnya. Juga terdapat runtutan di dalam perkembangannya.

F.     Kelompok-kelompok Sosial yang Teratur dan Tidak Teratur
Kelompok teratur merupakan kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antarmereka. Ciri-ciri kelompok teratur, yaitu :
a.       Memiliki identitas kolektif yang tegas (misalnya tampak pada namakelompok, simbol kelompok,dll).
b.      Memiliki daftar anggota yang rinci.
c.       Memiliki program kegiatan yang terus-menerus diarahkan kepada pencapaian tujuan yang jelas.
d.      Memiliki prosedur keanggotaan. Contoh kelompok teratur antara lain berbagai perkumpulan pelajar atau mahasiswa, instansi pemerintahan, parpol, organisasi massa, perusahaan, dan lainlain. Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur terdiri dari berbagai macam, yaitu :
1.      Kerumunan (Crowd) 
Kerumunan (Crowd) adalah individu yang berkumpul secara bersamaan serta kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan.
Kerumunan akan selalu terjadi pada semua lapisan masyarakat di kota besar kerumunan terjadi karena banyaknya berbagai macam aktivitas manusia yang dapat menimbulkan daya tarik suatu massa yang selanjutnya berkumpul pada suatu tempat tertentu. Cirri-ciri pokok kerumunan adalah berkumpulnya individu-individu secara fisik, yang jumlah batasannya adalah selama mata dan telinga dapat dapat melihat dan mendengarkannya. Kerumunan akan segera hilang setelah masing-masing individu tersebut meninggalkan tempat dimana sebelumnya ia berkumpul. Bentuk-bentuk kerumunan, yaitu :
a.       Kerumunan Aktif Tanpa adanya struktur organisasi, maka pembagian kerja dan aturan-aturan tertentu dalam suatu kerumunan berakibat negative. Kerumunan tidak rasonal, yang ada hanyalah luapan emosi, tidak puas, kemarahan dan kejengkelan, gelisah dan ketegangan tertentu merupakan suatu dorongan tertentu untuk membangkitkan kerumunan aktif.
b.      Kerumunan Ekspretif adalah kerumunan yang didasari oleh luapan emosi, yaitu disamping tanpa sasaran yang jelas, juga hanya sekedar luapan emosi atau ketegangan semata. Bentuk-bentuk kerumunan menurut Kingsley Davis, yaitu :
a.        kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial Khalayak penonton atau pendengar yang formal (Formal audiences) merupakan kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif, contohnya menonton film. Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (Planned Expressive Group) adalah kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu penting, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktifitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya. Fungsinya adalah sebagai penyalur ketegangan-ketegangan yang dialami orang karena pekerjaan sehari-hari, contoh orang yang berpesta, berdansa.
b.      Kerumunan yang bersifat sementara (Casual crowds) Kumpulan yang kurang menyenangkan (inconvenient aggregations) dalam kerumunan itu kehadiran orang-orang lain merupakan halangan terhadap tercapainya maksud seseorang. Contoh; orang-orang yang antri karcis, orang-orang yng menunggu bis dan sebagainya. Kerumunan orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowd) yaitu orang-orang yang bersama-sama menyelamatkan diri dari suatu bahaya. Kerumunan penonton (spectator crowd) karena ingin melihat suatu kejadian tertentu. Kerumunan semacam ini hampir sama dengan khalayak penonton, tetapi bedanya adalah bahwa kerumunan penonton tidak direncanakan, sedangkan kegiatan-kegiatan juga pada umumnya belum tak terkendalikan.
c.       Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum. Kerumunan yang bertindak emosional. Kerumunan ini bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan mempergunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Kerumunan yang bersifat immoral, hamper sama dengan kelompok ekspreis. Perbedaannya adalah yang pertama bertentangan dengan norma dalam masyarakat. Contohnya adalah orang-orang yang ada dalam kemabukan.
2.      Publik
Publik sering disebut dengan khayalak umum atau resmi. Publik bukanlah kelompok yang utuh atau merupakan kesatuan. Pada khayalak ramai interaksi di antara indicidu yang lainnya adalah dilakukan secara tidak langsung yakni melalui media komunikasi. Misalnya majalah, surat kabar, radio, televisi. Anggota yang besar dalam publik berakibat tidak terdapatnya pusat perhatian yang tajam dan kesatuan tidak ada. Tingkah laku pribadi dari publik didasarkan pada tingkah laku atas perilaku individu. Suatu Publikakan berkumpul apabila diberi atai disiarkan berita-berita yang benar, dan tentunya adalah berita yang menarik bagi tiap individu dalam publik.
G.    Faktor Pembentukan Kelompok Sosial
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
1.      Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
2.      Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan factor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.

                                                                                        


























BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Dorongan apa yang menyebabkan manusia ingin hidup dalam kelompok sosial:
a.       Dorongan untuk mempertahankan hidup.
b.      Dorongan untuk meneruskan keturunan.
c.       Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.
2.      Faktor pembentuk kelompok sosial?
a.      Kedekatan
·         Kedekatan geografis tempat tinggal.
·         Kedekatan geografis daerah asal
b.      Kesamaan
·         Kesamaan kepentingan
·         kesamaan keturunan
·         Kesamaan nasib
3.      Ciri-ciri kelompok sosial:
a.       Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
b.      Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
c.       Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
d.      Memiliki kepentingan bersama
e.       Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
4.      Bagaimana norma-norma kelompok sosial dapat terbentuk
 Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok.
5.      Arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial:
Bahwa hidup berkelompok pada kelompok sosial sangat pentinguntuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhan hidup.




B.     SARAN
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para pembaca dapat memahami materi termokimia ini dengan mudah.Saran dari penyusun agar para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan soal sesuai materi yang berhubungan agar semakin menguasai materi.





























DAFTAR PUSTAKA

·         Abdulsyani. 1992. Sosiologi skematika, teori, dan terapan. Bandar Lampung : Bumi aksara.
·         Dirdjosisworo Soedjono.1985. Sosiologi pengantar untuk masyarakat Indonesia. Bandung: Alumni.
·         M. Henslin James. 2007. Sosiologi dengan pendekatan membumi. Jakarta : Erlangga.
·         Soekanto, Surjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
·         http:\\id.wikipedia.com\kelompok-sosial\
·         http://ki-tapunya.blogspot.com/2014/02/pengertian-contoh-ciri-ciri-kelompok-sosial.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar